Sesuatu yang paling disukai ketika musim semi tiba adalah
munculnya beragam warna - warni tumbuhan yang menjadikan hutan - hutan sihir di
pinggir kota Perth, Australia terlihat sangat indah. Suasananya kerap
menciptakan setitik perasaan aneh dan takjub ke dalam relung hati kami, para
peri kecil penghuni hutan.
Menyusuri jalan - jalan setapak menuju ke tengah hutan, apa
yang membuat anda terpesona dan dapat melubangi perasaan ketika sepasang mata
melihat serumpun bunga - bunga morning glory yang telah layu dan meninggalkan
bau busuk ? Namun pada sisi lain, masih banyak muncul kuncup baru, bunga -
bunga berwarna ungu dan selalu berhasil menarik perhatian dari para penghuni
hutan, bahkan beberapa diantara mereka malah memakainya sebagai asesoris,
berupa mahkota bunga yang melingkar lembut pada kepala mereka, sangat cantik
sebagai hiasan gaun - gaun mini dari kelopak bunga mawar, merambati sekeliling
pundak, dada dan punggung dari kelompok peri hutan dan peri kecil, juga
mengikat manis pada pergelangan tangan dan kaki - kaki mungil mereka.
Terlihat seorang peri kecil bernama
Pilipea sedang berjalan di tengah semak bunga morning glory yang berwarna ungu,
kepalanya menunduk dan dia sedang membawa sebuah keranjang dari bambu sebagai
tempat menyimpan bunga - bunga hutan dan buah - buah liar untuk dia bawa ke
rumah, bunda akan memasak selai termanis hari ini khusus untuknya. Ketika
melihat kondisi taman bunga liarnya rusak oleh sesuatu dan membuat sebagian
bunga - bunga tersebut layu, berwarna kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk, ia
tercekat dan sempat melubangi hati sang peri tepat di tengah - tengah. Beberapa
helai mahkota bunga jatuh dan mengotori rambut sang peri yang sangat panjang
dan indah bergelombang, ia bermaksud membersihkannya, tapi tiba - tiba Pilipea
melihat sesuatu yang mengeluarkan cahaya terang seperti sebuah lampion Cina
dari dalam semak tanaman bunga morning glory, hatinya berteriak girang dan kaget
! Ia berjalan dengan cepat ke arah semak tersebut dan menemukan sebuah bintang
kejora jatuh dari langit kemarin malam. Begitu terang hingga kedua matanya
nyaris buta jika memandanginya terlalu lama. Pilipea hanya bisa melihat sekilas
saja dengan kedua matanya memicing, rupanya itu adalah sebuah bintang
keberuntungan yang berguna buat penyelamat penunjuk jalan seperti para gembala
sapi dan domba yang kerap pulang larut malam atau ketika ada seseorang tersesat
dan jatuh di tengah hutan sihir yang selalu diselimuti oleh kabut tebal.
Pilipea adalah peri kecil yang
senang melakukan ritual doa setiap pagi dan malam hari kepada Allah penguasa
hutan dengan kushyuk di altar gereja komunitas kecil mereka di tengah hutan. Ia
kurang begitu percaya pada sang mitos. Ia mengambil bintang itu dan
meletakkannya di dalam keranjang, kemudian melangkah menuju ke semak buah -
buahan hutan, musim semi adalah waktu yang paling tepat untuk mencari aneka
ragam buah - buahan hutan yang berasa manis, mengandung banyak air, dan
beraroma harum serta kaya akan nilai gizi tinggi yaitu vitamin C, ada buah
tomat hutan, ada quandong biru, dan buah lemon berri. Hari ini ia bersyukur
karena menemukan beberapa batang pohon buah hutan yang sedang panen, buah -
buahan tersebut menggelantung sangat cantik pada dahan dan ranting pohon,
setidaknya bunda bisa memasak sajian terlezat dari buah -
buahan hutan yang telah berhasil ia kumpulkan, ada selai dan
salad serta kue - kue basah.
Hari beranjak siang, ketika Pilipea
sudah berjalan sangat jauh memasuki kawasan hutan sihir, dimana - mana tampak
warna hijau dari pohon perdu, pinus hingga cemara hutan, tergantung dengan
mempesona beberapa tanaman anggrek hutan liar dan serumpun bunga bleding heart,
tanpa disadari ia berada pada ujung jembatan kayu, membentang kokoh di atas
sungai Swan, Perth. Sungai ini cukup populer karena berair sangat jernih, segar
dan dingin, serta sebagian areanya kerap tertutup hujan salju lalu membeku dan
membentuk ladang es yang sangat licin, namun anda harus berhati - hati karena
dibagian tengah sungai kerap didatangi oleh arus sungai yang sangat deras.
Menurut cerita bunda, tak ada penghuni hutan yang berani bertahan dari derasnya
arus sungai dan dinginnya air. Ia tak gentar, niatnya hanya satu, ia harus
menyeberang sungai lalu mandi pada sisi berlawanan dari sungai besar ini. Satu,
dua, tiga dan empat ! Kedua kaki mungilnya melangkah pelan - pelan tapi
tetap saja meninggalkan bunyi kayu yang berderit - derit, serasa menusuk tajam
kedua gendang telinganya dan seperti menyayat - nyayat hati siapapun yang
kebetulan berada di sekitar jembatan tua ini. Tak ada rintangan sekecil apa pun
yang bisa menciutkan nyalinya, angin bertiup sangat lembut disertai kicau
burung camar membelah angkasa biru, dan goyangan jembatan tua sejak pertama ia
injak tadi tidak juga membuat gentar hatinya untuk segera tiba di seberang,
lalu membuka gaun mininya dan nyebur ke pinggir sungai.
Lima menit lewat, Pilipea akhirnya
tiba di tengah - tengah sungai Swan. Ia melirik ke bawah, tiba -tiba kegentaran
hatinya muncul, ia ingin segera melarikan diri ke tepi jembatan untuk
mengurungk an aksi nekatnya tersebut, tangan kirinya erat memegang keranjang
bambu, sedangkan tangan kanannya memegang tambang pinggir jembatan kayu sangat
kencang untuk mendapatkan posisi tubuh yang seimbang karena angin sungai mulai
bertiup kurang sopan, membuat jembatan bergoyang liar ke kiri dan ke kanan.
Perlahan - lahan namun pasti, kedua matanya berkunang - kunang karena rasa was
- was terlalu besar, tubuhnya bergetar sangat hebat dan terpaksa
ia melemparkan keranjangnya ke tengah sungai, byuuuuuuurr !!!
Keranjang dan isinya berhamburan ke udara, lalu menghilang ke bawah dan
tertelan oleh arus deras sungai. Waktuku tidak banyak, aku hanya mempunyai waktu
tujuh detik sebelum bencana ini akan mengakhiri semuanya, pikirnya dalam
kekalutan. Pilipea terpeleset, melompat tanpa ragu ke dalam sungai.
Kampung negeri dongeng.
Kampung negeri dongeng.
Enggan untuk membuka kedua matanya,
ia tetap memejamkannya sambil berpikir. Ah, sayang sekali kalau hari ini aku
lalui hanya dengan berbaring saja di atas kasur yang empuk ini ? Sementara aku
bisa melihat pemandangan kebun bunga mawar atau ladang buah apel para petani di
desa pinggir hutan sihir, aku bisa membawa beberapa butir buah apel ranum untuk
dimasak bunda menjadi kue kesayangan kami, cake pie buah apel mini, dunia
terasa indah sebelum aku tenggelam hingga ke dasar sungai ! Lalu Pilipea
memaksa membuka matanya, sekujur tubuhnya masih lemas dan pikirannya melayang -
layang di udara. Bebas tanpa beban persis seperti yang ia inginkan ketika
pingsan beberapa jam tadi, namun sayang sekali, kekuatan alam dari bumi tak
pernah menjadi seorang kawan terbaik baginya, justru semakin lama tubuhnya
seperti tertarik ke bawah. Membenamkan kekuatan untuk pulih dan tiba - tiba
seluruh ingatannya berlari dan berlintasan dengan amat cepat.
Sangat jelas, ia melihat dirinya
memakai gaun panjang menyapu lantai bernama sheer fishnet slip dress transparan
berwarna cokelat emas, kerlap - kerlip dihiasi oleh kristal swarovski, serasa
seperti seorang bintang Hollywood paling sexy dan sangat cantik jelita,
Rihanna, aku mengekspos bagian dada dan bokong dengan tidak mengenakan selembar
bra atau hanya memakai g string warna senada warna kulit sebagai underwear.
Meskipun gaun ini menimbulkan sedikit kehebohan diantara peserta pesta, tapi
gaun semi telanjang ini berhasil memenangkan perhatian dan penghargaan dari
berbagai pihak, karena tujuan dibuat adalah untuk menonjolkan kecantikan pada
bagian tubuh wanita yang merupakan rangkaian keseluruhan dari makna sejati
sebuah kecantikan bagi para peri kecil dan sejenisnya.
Aku berlari di tengah ladang bunga
liar dari jenis kurulu (bunga aster abadi), mempercantik padang rumput sabana
dan daerah kering di sepanjang wilayah kota Perth dan sekitarnya menjadi sebuah
taman bunga paling indah di musim semi. Musim ini mulai bermunculan sekitar
bulan Juni sampai September, dengan mudah ditemukan sekitar 12.000 spesies
bunga liar sedang bermekaran di Australia Barat. Kemudian pada bulan Agustus
hingga Oktober, 100 varietas bunga liar bermekaran di pulau Kangaroo, Australia
Selatan, sementara di pegunungan Alpen Australia, padang rumput liarnya dihiasi
oleh bunga billy button kuning, stylidium pink, serta snow daisy berwarna perak
dan putih disela - sela tanah yang baru terbebas dari kebekuan salju mencair.
Kedua mataku berair, ya !!! Aku
telah berlari sambil menangis menuju ke sebuah hutan yang sangat sunyi dan
damai bernama hutan bunga matahari, aku tiba di jejeran rumah pohon tuart
raksasa yang mampu hidup hingga 500 tahun ke depan, sangat rapi menghiasi jalan
- jalan tikus menuju ke pinggir sungai Swan dimana sedang digelar sebuah pesta
musim semi menyambut datangnya panen buah apel, aku bertemu dengan si kurcaci
Perut Buncit dari negeri Neverland, si kurcaci Penabuh Genderang yang sedang
ikut lomba memancing ikan - ikan salmon di sungai bersama si kurcaci Kodok
Teratai, atau menoleh ke meja hidangan pesta, Beruang Madu sedang lahap
menikmati selembar white bread yang dioles selai buah blueberry, hmmmmmm, beberapa
peri - peri bodoh sedang menggelar tikar di bawah sebatang pohon pinus jenis
langka, huon, mereka asyik mencicipi sajian pesta dari sorga berupa kue - kue
keju, mereka tertawa - tawa sambil melompat - lompat dengan riang hati dan
menari di atas daun - daun bunga trampolin dan teratai sungai, diiringi oleh
petikan gitar dari peri Topi Lebar dan peri Tukang Sihir, seekor burung hantu
dengan ramah menghampirinya dan memakaikan sebuah topi rajut berwarna hijau
dengan motif bordir aneka burung - burung langka di hutan Australia, dia
melihat dirinya terkulai lemas dan digendong oleh si kurcaci Kentang sewaktu
terjatuh dari atas jembatan kayu tua yang sudah reyot, dia didudukkan di atas
sebuah kursi roda kemudian pelan - pelan didorong menuju ke sebuah tenda si Penyihir
Baik Hati untuk diberi obat. Selanjutnya, dia menemukan dirinya sudah sembuh
dan sedang duduk - duduk di padang ilalang, menikmati lezatnya segelas susu
segar dari sapi hutan, dan sepotong cake paling gurih di dunia, fachertorte -
gerstner bakery, Wina.
Aku dan mereka sedang menunggu senja
lewat dan munculnya selembar pelangi menghiasi garis cakrawala di atas langit
biru.
Pilipea mampu melihat seluruh
rentetan peristiwa dari awal dia terpeleset dan terjun ke dasar sungai Swan
berarus sangat deras, lalu penghuni kampung negeri dongeng menolongnya hingga
bisa membuatnya tersenyum kembali dan berucap syukur pernah mendahului kehendak
Allah namun masih bisa bernafas dan hidup. Ah, ternyata hidupku sangat bahagia
di sini. Peri kecil Pilipea bisa merasakan jantungnya mulai bernyanyi,
merasakan dinginnya cuaca di musim salju, dan mendengarkan gemericik aliran air
dari sungai Swan yang membelah keheningan malam di kampung ini, dimana esok
atau lusa dia harus kembali ke rumah keluarganya di hutan sihir, mengabarkan
kepada bunda tercinta bahwa dia baik - baik saja.
Kami mengakhiri hari ini dengan
melantunkan sebuah lagu pujian terhadap keindahan alam dan keajaiban yang
tercipta dan selalu ada di dalamnya :
Twinkle - twinkle little star
How I wonder what you are ?
Up above the world out side
Like a diamond on the sky
Twinkle - twinkle little star
How I wonder what you are ..........................
How I wonder what you are ?
Up above the world out side
Like a diamond on the sky
Twinkle - twinkle little star
How I wonder what you are ..........................
0 komentar
Posting Komentar